Ini Adalah Hari yang Berisik
Berisik yang tidak mau diam,
Benar ini adalah hari yang berisik
Yang ku inginkan diam
Beberapa kali senyum menghiasi hari.
Tapi senyuman orang dewasa itu belum bearti bahagia
Bisa saja duka, bisa saja menahan cemburu bisa saja karena rona cinta atau bahagia
Meski begitu aku hanya ingin membagi senyum saja
Tidak yang lain
Hari ini kemudian berlalu
Menjadi malam
Malam pun juga berisik
Berisik sekali
Kenapa dunia begitu berisik
Aku ingin kembali ke pantai itu
Berisiknya syahdu
Berisiknya lembut
Berisiknya tidak menganggu
Tapi aku tidak pernah bisa kembali
Pada tempat yang belum kudatangi.
Tapi, disini disini aku
Aku juga bahagia
Aku juga merasakan cinta
Dari Rabb-ku
Tapi kenapa hatiku itu terlalu kaku
Jiwa-jiwa yang katanya rindu
Nyatanya semu
Kata dia, aku adalah penyair
Mungkin mereka akan menyebut ini sebuah puisi
Tapi kataku ini adalah persembunyian
Iya, aku sedang sembunyi dari sifat seorang manusia yang menolak dewasa
Seorang manusia yang menolak perasaan
Seorang manusia yang menolak untuk menghadapi realita
Seorang manusia yang ingin..
Ingin dia, sebagai teman berjalan menuju Dia
Tapi saat bertemu masih saja salah
Masih saja takut.
Padahal mereka juga berisik, memuji cantik pada rupamu
Memuji ada banyak gula di wajahmu
Lalu apalagi
Kemana lagi
Kenapa menghadapi kenyataan serumit ini
Aku hanya ingin dipeluk
Kemudian bercerita
Aku tidak suka dunia yang berisik
Tapi aku telah memilih untuk di hadirkan
Teman, aku butuh teman
Butuh dia yang nyata
Kita saling rasa
Ya Rabb, bagaimana?
Aku ingin di cintai dengan cara sunyi dari katanya
Tapi berisik dari laku dan hatinya
Sederhana tapi nyata.
Ini adalah sebuah puisi yang terarsip di memori laptopku , tertulis di tanggal 22 Desember 2021 pada jam 21:51 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar