Minggu, 23 Desember 2018

22 Tahun Perjalanan Menuju CintaNya


Assalamualaikum hari yang baru
Selamat datang umur baru
yang membuat kadar angka seolah bertambah namun sebenarnya hakikat kehidupan ini telah berkurang, jatah hidup yang semakin berkurang dan perjalanan menuju cintaNya hanya dalam hitungan waktu kini telah menembus angka 22, angka dimana seorang anak manusia bukan lagi patut untuk bermalas-malasan, seorang anak manusia yang benar-benar dituntut untuk mandiri dan harus pantai menghadapi kehidupannya.
Bukan lagi seperti dulu, kehidupan yang yang ditera-terka, lalu merasa minder dan menjauh, atau pada kenyamanan yang tak berujung. Bukan lagi seperti itu, tapi pada garis mimpi dan takdir yang benar-benar telah nyata, bukan imajinasi lagi, kita ada pada dunia nyata, bukan halusinasi, meskipun kadang perasaan perlu berimajinasi untuk hanya ingin membuat coretan pada lembaran ketikan Oshi (laptop) penuh.
Pagi semakin mengajak matahari untuk bersinar kembali, belum lelah memberikan harapan-harapan baru, menyisipkan pesan tentang tak boleh sedikit pun patah ketika menjalani kehidupan, mengingatkan pesan tentang pertarungan di hari selanjutnya, mau atau tidak mau kamu harus bertarung, bertarung menghadapi masalah dalam kehidupan ini, masalah yang harus membuatmu laksana teh manis di dalam cangkir, yang mengubah air menjadi lebih wangi dan enak di nikmati, menikmati setiap masalah yang kita hadapi lebih baik daripada menyesali dan mengutuk masalah kehidupan tersebut.
Dan tentang hari kemarin, adalah tahun yang begitu komplit, mengajarkan banyak rasa yang campur aduk, me-mix-kan semua perasaan, hingga perasaan yang jatuh-sejatuhnya dan rindu-serindunya, juga tentang memiliki dan menerjemahkan rasa. Tentu, saya telah berterimakasih untuk tahun itu, untuk tahun-tahun yang selalu membuat saya belajar banyak hal, untuk kisah itu yang membuat saya semakin percaya kunci kebahagiaan itu tidak usah dicari ditempat lain, tapi cukup dalam hati kita saja dan berdamai dengan diri sendiri adalah permulaannya karena lagi-lagi saya semakin percaya Allah itu maha Adil dan maha Tahu atas segala penciptaanNya.
Kedepan yang masih tersisa jalan, meski tak tahu kapan akan berakhir, tapi yang saya tahu, Allah beri mampu untuk membuat mimpi dan juga meraihnya, bukan tentang mimpi untuk kehidupan yang singkat tapi mimpi untuk menuju Cinta Allah dan cinta Rasul yang kekal karena sejatinya itulah mimpi seorang hamba, bermimpi tentang kehidupan yang lebih baik dengan menjadi lebih sabar, hanya  saya rasa berjalan bersama lebih indah dari berjalan sendiri. Selanjutnya saya yakin ada Allah yang maha kasih sayang yang menjadikannya nyata, jadi untuk apa kita perlu berkhawatir.
Dan untuk hari-hari yang pernah kaku, untuk cerita yang penuh air mata, dan untuk cerita yang kurang pada lembaran itu, kuharap ia semakin benar-benar mengecil hingga jika ada satu dua, lagi-lagi aku berharap aku lebih bijak menghadapinya..
Aku harus ingat,perjalanan menuju cintaNya tak selamanya mulus, namun aku selalu punya sabar dan shalat menjadi penolong-ku, aku tidak pernah berjalan sendiri, Allah mengiringi perjalanan menuju baik ini, Allah akan mengirimkan malaikat-malaikat itu kepada-ku , karena Allah yang sebaik-baik penolong.


*Catatan bunda untuk 22 tahun.

Akhir Dari Move On

 Serius ini yang terakhir. janji deh.. Soal ramadhan yang lalu, dan saya yang sudah sepenuhnya ikhlas hingga lebaran sebuah cerita yang memb...