Sabtu, 29 Juni 2019

Catatan OJT BRIsyariah

"Ya Allah, hamba percaya kemana pun dan dimanapun tempat yang akan hamba dapat itulah yang terbaik untukku" sepenggal dari doa yang kupanjatkan pada setiap malamku, tanda pasrah dan terima apapun keputusan dari Allah. Iya, aku meyakininya kemanapun tempat yang akan aku datangi adalah tempat yang terbaik dari Allah untukku. begitupun tempat praktikku kali ini.

Akhir semester depalan pun pada detik-detiknya, waktu semakin seolah terlihat berlari, kami buru-buru mengejar, ingin menyiapkan skripsi di dua bab yang terakhir. harus kekejar agar tidak mengeluarkan uang lagi, karena jatah beasiswaku hanya sampai pada semester delapan ini. Oh, tidak aku tidak ingin ada semester sembilan. Tapi dalam masa mengejar waktu kami punya tugas akhir dari jurusan yang belum terselesaikan hingga, apakabarnya skripsweetku, duh, entah masalah apa yang aku angkat dalam penulisan ilmiah itu, haru kukaji kembali dan namanya tugas akhir itu adalah OJT, on the Job Training.

bayangan dulu ketika di kampus anak-anak mahasiswa yang OJT palingann kerjanya cuma kopi-kopi kertas aja, gak ada kerja lain, beli nasi dan minuman untuk karyawan disana. Ah, masih aku ingat mulut gas si Wiwik mengatakan itu dengan khas kemarin, eh sekarang sudah terjalani saja dan lewat.

Dan kebetulan OJT kali ini, Fakultas memberiku kesempatan dan ditempatkan di bank, namnaya BRIS salah satu bank yang termasuk masih baru di kota Lhokseumawe, iya, aku akui dulu aku ingin praktik di bank, bukan tanpa alasan lain yaitu karena aku ingin belajar make-up saja dan sedikit menata penampilan yang memang awut-awutan, honestly, aku adalah tipe yang kurang care sama penampilan pribadi aku, dan aku sadari tentu itu bukanlah salah satu khas perempuan yang patut dibanggakan. So, makanya aku mencoba ingin belajar merubahnya.

Eum...ternyata tak semudah yang kubayangkan tak seenak yang pikiran ku gambarkan realita praktik di bank, kerjanya apa? ada sih kerjanya bantu-bantu kaka bank, namun pada beberapa hari yang kedepannya aku seperti tertarik untuk prakti di mahkamah saja, kan enak disana gak datang jam tujuh pulang jam lima, tapi bisa jam sembilan dan pulang jam tiga apalagi dalam keadaan puasa. But, aku teringat lagi doaku, teringat lagi keyakinanku, Aku percaya sama Allah, kemanapun dan dimanapun adalah tempat yang terbaik bagiku yang diberikan dari Allah, iya, tempat yang kita rasakan paling menyenangkan adalah tempat dimana kita tidak berada, bukan begitu? rasanya itu tepat sekali.

aku memutuskan untuk mejalaninya, kubuang semua perasaan yang mulai jenuh itu di hari-hari pertama, bismillah aku harus semangat dan mencoba memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk belajar disini dan ya, aku bisa dikatakan cukup berhasil untuk mendapatkan apa yang aku mau tau di bank itu, ya setidaknya aku udah tau lah kerja bank, dunia kerja itu bagaimana dan alhamdulillah yang membuat kami merasa senang adalah sambutan dari kepala karyawan-karyawannya yang di sela kesibukannya mereka tetap hangat menyambut kami.

And then, satu yang paling berkesan, kami dan saya pribadi banyak belajar dari pak Fauzan pemimpin BRIS, kami belajar mengisi waktu, berkah dalam mengisi waktu dan mengembangkan hobi. Eumm... Allhamdulillah benar, selalu benar pilihan Allah yang paling tepat.

Jumat, 14 Juni 2019

Sabar itu Mutiara dalam Keistiqamahan



Sabar itu mutiara dalam keistiqamahan..
Menghadapi cobaan hidup
Tersenyumlah kawan, saat ini, masa ini begitu memerihkan tapi dengan kesabaran kita akan mendapatkan hasil yang manis, sabar tentunya dengan usaha, bukankah seorang yang akan mendapatkan manisnya madu harus menghadapi bahayanya sengatan lebah?
Sabar akan mengahadirkan begitu banyak mutiara, mutiara sabar yang penuh hikmah. Setiap kali kita berusaha dan apa yang kita impikan tidak menjadi kenyataan. Lalu, hati kita menjadi sempit dan pesimis.

 Tidak, jangan begitu jangan pernah begitu sinis, semuanya butuh proses dan mencintai prsoses adalah hal yang perlu kita lakukan, ingat tidak ada yang instan di dunia ini, apapun itu. bukankah seseorang ulama terkemukan telah mengajarkan kita betapa konsisten dan istiqamah itu perlu, jangan pernah menyerah, jangan pernah sama sekali, sebab usaha tidak akan pernha mengecewakan hasil dan beliau telah membuktikannya. Ibnu Hajar, begitulah gelarnya, orang yang amat sulit menyerap ilmu yang telah belajar bertahun-tahun tapi masih begitu ketinggalan, beliau tidak menyerah, sebuah filosofis dari batu yang beliau temui ketika perjalanan pulang mampu menyemangati beliau, bahwa batu yang keras pun mampu bisa terlubangi dengan tetesan air hujan, apa kabar otaknya yang begitu lunak, dan tentu tidak sekeras batu, meskipun terasa sulit namun beliau yakin dan percaya tidak ada yang tidak mungkin di muka bumi ini, termasuk dengan dirinya yang begitu ingin dapat memahami ilmu agama. Tidak kenal meyerah hingga sang maha kuasa yang maha pengasih dan penyayang memberikan anugrah untuk beliau yang tidak kenal putus asa itu, menjadi ulama yang terkenal sepanjang masa dan mampu mengarang sebuah kitan yang begitu hebat.

Hidup ini terlalu sayang untuk dilewatkan dengan hal yang tidak berguna dan beragam kalimat mengeluh, karena begitu banyak hal yang patut kita syukuri adanya di dunia ini, dan bukankah seseorang akan mampu mendapatkan kebahagian di dalam hidupnya jika hanya mampu bersyukur?

Bersabarlah dengan setiap kendala yang ada untuk meraih impian itu, karena sejatinya buah dari kesabaran itu adalah manis tentunya adalah buah dari kesabaran yang juga di landasi denga usaha, kosnsisten dan doa, yakinlah semua akan indah diwaktunya.

Akhir Dari Move On

 Serius ini yang terakhir. janji deh.. Soal ramadhan yang lalu, dan saya yang sudah sepenuhnya ikhlas hingga lebaran sebuah cerita yang memb...