Minggu, 19 Desember 2021

Analisis Rasa (Cerita Wisuda Masa Pandemi dan Banjir)

 

sumber: Instagram aziza_abdibekoza

 

Aku berharap aku akan jatuh cinta setelah aku menikah dan merasakan segala kebucinannya setelah nikah, tapi pernah dua kali menyukai seseorang,meskipun tidak menjalin hubungan, tapi dia ngajak serius tapi apa mau dikata gak jodoh hehe, hanya 25 persen dalam ukuran jatuh cinta saja telah membuatku serba salah, logikaku mencoba menyadarkan bahwa semua perasaan dalam ikatan itu adalah halusinasi tapi ya kadang aku masih saja terbuai dengan halusinasi, ya gimana namanya juga manusia yang masih on proses be a good woman kan.

 Tapi kali ini ada sesuatu aneh selepas wisuda banjir kemarin, wisuda yang membuat adik angkatku, abang angkatku, dan keluarga KPM di Pidie yang exited kemarin mau hadir tapi gak jadi, dan karena buru-buru aku gak sempat ngundang siapa-siapa, meskipun Ima si manis yang baik hati dan gampang mellow membuatku bersalah, karena malamnya dia bertanya kenapa dia gak dikabarin aku wisuda, padahal aku benar-benar lupa, lagian sebenarnya sih aku agak risih ngundang-ngundang orang, ngererotin gitu ada gak sih, gak ada ya, yaudah terserah deh.

BTW aku mau nganalisis sesuatu yang aneh sehabis wisuda kemarin, mungkin bisa jadi kenangan dalam catatan kali ya, hehe

2012

Aku pertama mengenal orang itu, aku adalah orang asing yang masuk dalam sebuah lingkungan yang baru untukku mencari jati diri, tapi beberapa keadaan membuatku terpinggir, aku seperti hidup dalam keragu-raguan, tanpa sempat untuk peduli sekitarku dan mencari apa yang membuatku bahagia, hanya waktu itu satu hal yang paling aku syukuri sampai saat ini, aku lebih dekat dengan tujuanku yaitu ketika aku merasa lebih dekat dengan Tuhanku.

Lelaki itu tidak menarik,sama sekali tidak menarik  hanya orang yang kebetulan ditempatkan satu kelompok denganku oleh panitia ospek putih abu-abu, aku sempat mengingat namanya, tapi hanya sebatas ingat, sebatas lewat, tak kunjung lebih. Hanya itu.

@artformuslim

2013

Hmm..mungkin ini namanya takdir yang mulai berjalan perlahan mendekatiku, kelas dua setelah istikarahku, aku memilih jurusan IPS, iya karena aku lemah dalam matematika dan malas dalam fisika.

Lagian, biaya untuk masuk dalam fakultas kodektran itu tidak main-main, dan biayaku untuk tinggal disana saja sudah melarat, aku putuskan untuk melupakan cita-citaku menjadi dokter, hei orang-orang mengatakan jika cita-cita menjadi doter itu bisa juga untuk perawat dan sejenisnya,  aku hanya ingin jadi dokter, bukan perawat, dokter yang baik hati, yang lembut kepada pasiennya tanpa membeda-bedakan. Bukan perawat.

Kelas IPS1 disana aku bertemu dengan orang yang tidak menarik itu, aku tidak pernah memerhatikannya, jangankan memerhatikannya, aku bahkan kadang tidak hafal namanya walaupun hanya terdiri dari beberapa huruf saja. Aku tidak tertarik dan tidak sempat untuk tertarik, setiap pekan aku hanya meridukan kunjungan orang tuaku, kejutan-kejutan kecil yang manis disamping aku menyibukkan diriku dengan aktifitas yang sebagiannya aku sangat cintai. Yah kan Aku jadi rindu mengaji di mushalla pesantren selepas ashar dengan ditemani sayup-sayup angin yang lembut.

2014

Aku sudah sekelas dengannya hampir dua tahun, tapi dalam ingatanku aku tidak pernah menyapa dia, walaupun hanya dengan obrolan ringan seperti obrolan teman-temanku yang lainnya. Tidak pernah. Aku tidak suka dan tidak tertarik, apalagi melihat tingkahnya yang dengan beberapa teman lelaki kelasku yang duduk bertumpuk dan berpasangan dalam kelas. Haah..aku gak suka, pemandangan itu membuat aku benar-benar gak suka, karena dengan suara riuh kelakar tawa anak perempuan. Lebih baik aku memilih tidur di bangku yang telah dipilih temanku di depan.

Tapi awal 2015 aku sudah mulai menyapa dia sekedar dengan obrolah ringan, tawa ringan, pokoknya adalah sekedar menyapa. Ohiya, tahun itu orang itu ada pacaran dengan seorang yang menurutku tidak ada cela, baik-ramah-cantik-kaya-dan populer aku saja yang sama-sama wanita suka melihatnya apalagi dia sebagai lelakieh gimana salah satu temanku juga, kami kenal karena beberapa kali dia sering menyapa dan duduk satu meja denganku di kantin dia ramah, hingga walaupun kami beda kelas kami masih tetap bisa dekat.

Tapi entahlah aku tidak begitu peduli, bukan urusanku, hingga dia juga pernah papcaran dengan teman satu kelasku. Iya, itu dalam desas-desus aku dengar. aku juga cuek, bukan urusanku. Hanya karena ceweknya temanku dan duduk di belakang mejaku, jadi mau-mau tidak mau aku juga mendengar tentag kisah mereka, katanya dia itu play boy sih, tapi hom juga kan.

Ohiya, dia sering menyapaku di media soscialku sewaktu aku libur dan pulang ke rumah, aku kira dia tidak kenal dengan aku, tidak peduli, eh ternyata dia seorang teman yang cukup care, dia menambahkanku dalam pertemanannya dan aku terima hingga saat ramadhan aku pulang kerumah, dan iya dia baik, dia ramah.

2016-2019

Kami telah keluar dari sekolah yang memberikanku banyak kenanagan. Teman-temanku memilih kuliah di tempat yang lebih baik dari aku dan banyak juga diantara mereka yang cewek memilih untuk menikah.

Aku dalam kampus yang jauh dari anganku, bahkan aku ingat dulu aku pernah berkata jika seandainya aku kuliah disana mending aku tidak usah kuliah aja. Haha. Padahal  aku semakin kesini semakin bersyukur jika Allah telah memilih kampus  itu untukku.

Dalam tiga tahun itu aku hanya berkomunikasi dengan media sosial saja,aku sok sibuk dengan mimpiku yang sampai akhir 2020 ini masih di awang-awang. Haha dan aku tidak tahu apa kesibukan dia, tapi aku kira dia orang yang termasuk tidak mudah melupakan teman-temannya, buktinya dia tetap menyapaku sebagai teman lamaku. Ohiya,dia tertarik dengan dunia tulis menulis katanya, entah seperti apa aku  dalam pandangannya, dia memintaku untuk mengajarkan dia tulis menulis. Macam pinter apakali ya aku.

Aku tidak ingat betul kapan aku mulai mempunyai nomer wa nya, tap aku ingat tahun itu banyak teman lamaku menghubungiku dan aku masuk dalam banyak grub yang menghubungkanku dengan teman lamaku dari mulai sd-mtsn, teman pesantren dan SMA.

 Aku menemukan sesuatu kebahagian yang baru, dihubungi oleh mereka rasanya seperti mengajak pikiranku untuk memutar rekaman ingatan masa laluku. Setidaknya rinduku bisa sedikit terobati, hingga grub SMA aku melihat di grub itu, teman-teman yang lain masih tetap hangat menyapa, aku dalam peran dulu, hanya kepada beberapa orang yang berani aku sapa, tapi jujut aku rindu mereka semua. Hingga, aku menghubungi secara pribadi beberapa rteman dalam grub itu dan hanya dua  orang yang masih hangat ya yang paling hangat tetap dia.

Ohiya,saat itu aku mulai sering melihat snapnya, oh anak itu ternyata anak gunung, jiwa petualangku yang belum sampai dan hanya menikmati dalam pigura merasa terpanggil melihat sebagian potonya, apalagi itu teman yang aku kenal. Aku mulai suka dengan beberapa snap dia, dengan poto latar api ungun, poto gunugn dengan teman-teman dengan rambut yang urak-urakan. Wkwk

Iya, selain cowok yang selesai berwudhu yang menyibak rambut dalam bekas tetesan air wudhunya, aku juga terpesona dengan laki-laki yang memiliki rambut urak-urakan.hehe, maafkan tipe remajaku yang menolak tua ini.

 Salah satu tipe yang tidak diterima adanya oleh teman-temanku, dan itu juga yang membuat aku mendukung abang sepupu sekaligus sahabat gilaku untuk tidak memotong rambut semasa kuliah, padahal keluargaku  sudah mencaci rambut urak-urakan dia sampai ke akar-akarnya tapi tak kunjung dia potong aku dan dia hanya cekikan memakan timphan pas lebaran mendengar omelan itu, sambil berujar. “Gak ngerti gaya rambut einsten orang itu” kataku yang merupakan satu-satunya pendukung rambut kribo kawat itu ddan dia denga mantap mengangguk.

Aku suka sekali dengan salah satu poto profilnya itu. Gemezz sendiri meliihatnya.entah dan bahkan aku sering sc dan aku nampain ke teman alayku Rein, dia seperti biasa hanya bisa geleng-geleng saja. Mungkin pasrah melihat tingkahku yang kadang efek dari terlalu lama di layar laptop itu.

Instagram: @artformuslim

Ingatan-ingatan Liar

Entah kenapa, saat aku rindu SMA dan saat aku dalam kesibukan atau tidak, aku sering mulai mengingat dia, padahal kami tidak sering berkomunikasi, tidak sering menyapa, tidak dalam sama-sama kekepoan. Pokoknya tidak.

Bahkan mungkin kalau ada dalam komen-komenan snap perasaanku biasa saja. Cuman,aneh sekali rasanya kenapa aku tiba-tiba harus mengingat dia, ingatan dia, tapi tidak ingin kepo. Hanya teringat yang datang secara tiba-tiba. Tiba-tiba sekali. Tanpa alasan, bahkan saat hatiku sedang atau tidak terisi oleh makhluk sejenis dia.

Saat itu aku mulai menceritakan tentang ini kepada temanku, bertanya kenapa ya, Rein menjawab asal-asalan mungkin karena suka dengan sosok dia. Aku membantah, suka bagaimana orang kami sudah lima tahun tidak bertemu dan aku teringat dia dengan perasaan biasa, aku masih bisa tertawa menceritakannya walau masih dalam tanda mencari tahu alasannya. Kenapa seorang teman masa lalu bisa mencuri ingatanku seperti ini, kemudian aku ingin mencoba mengingat teman yang lain, yang lumayan dekat denganku dulu, aku coba dan biasa saja, aku ingat tapi tidak sampai membuatku teringat secara tiba-tiba yang keseringan seperti ini. Haha, yaudah deh aku pasrah saja sama ingatan ini. Biarlah mungkin ingatanku sedang ingin mengingat-ngingat dia.

Ohya padahal aku juga punya teman satu lagi, teman aneh yang sok pujangga yang punya cita cita jadi aktor haha dan suka memangil aku dengan sebuatan my baby (kak) hanya karena aku sering pakek bedak my baby ke sekolah dan sering sekali bertanya kapan aku nikah tiap kali dia pulang, haha kalau di ingat lucu juga anak itu.

Mungkin lain kali aku cerita tentang dia, saat aku ingin nostalgia saja, tentang beberapa keunikan teman-temanku yang perempuan juga, Risa si ceria, reman aneh, cantik dan pokoknya lengkao, Fina si paling ambisius dan religius, Kak Ewi dan kak Erna mantan sahabat dekat yang harus berpisah hanya karena salah orang (gegara calon linto) pokoknya yang ini unik banget deh ceritanya dan tentang Hera si pinta masya Allah yang sekarna udah punya pesantren sendiri. Ya itung-itung buat latihan nulis.

 

sumber: Instagram @hijab_pic

Agenda Wisuda Sebelum Corona

2020 ini hampir satu tahun jalanan tidak normal, dunia tidak nornal, banyak agenda-agendda yang menjadi batal hanya karena sosok mahkluk yang tidak kasat mata itu. Termasuk agenda wisudaku yang harusnya ada di Maret 2020, dengan rencana teman-temanku bakalan hadir kesana, sebenarnya aku tidak berniat untuk mengundang siapa-siapa dalam perayaan wisuda itu. Hanya dihadiri oleh keluarga intiku saja, aku sudah bahagia. Cukup.

Hanya saja beberapa teman yang sering kutemui sering secara tidak sengaja membahas perayaan itu, hingga aku beramah tamah untuk bilang “Ia, datang ya nanti fhoto bareng kita” atau orang yang kukenal dngan dimensi sebuah perasaan yang lain yang kemudian berbelok (hahai gak ngerti kalian, syukurin) yang seolah begitu semangat untuk menghadiri acara wisudaku. Iyadeh “datang ya” selanjutnya ada adek yang begitu baik yang kukenal saat di pesantren dulu yang katanya ingin hadir di moment kelulusanku “iya dek, adek datang ya, biar ada poto pas kakak di make upi nanti wkwk”.

 Juga keluarga baruku di Sigli dan seorang yang menawarkan aku untuk maju dalam ikatan, yang membuat aku harus berjanji untuk mengundangnya . “Iya InsyaAllah nanti pas wisuda saja kerumah Dian ya” dan jujur saat aku mengatakan itu aku belum siap jika dia harus datang ke rumahku dan bertemu dengan keluargaku. Ya Allah jika ada alasan harusnya wisuda itu jangan di bulan Maret. Uhhhh, batinku kacau.

Dan tara...Allah yang maha tahu segalanya, aku yang paling sendirian berbahagia saat pembatalan wisuda itu, teman-teman di grub angkatanku udah kocar-kacir mengeluh kenapa sampai harus dibatalkan dan aku malah Alhamdulillah sendirian. Banyak sih alasannya kenapa aku tidak siap diwisuda saat itu, dan salah satu alasannya adalah ya gak siap aja.wkwkw.

Entahlah kenapa aku belum bisa menerima orang itu, entah dia yang datang secara terburu-buru atau ada lain halnya, dan beberapa karenanya aku masih takut dengan beberapa hal yang akan aku  ceritakan di bagian yang selanjutnya.

Ramalan Gila

Malam itu di awal Desember, hujan masih menjadi cirikhasnya Desember ditambah denga bumi dan kerinduannya dengan matahari. Mendung tak selamanya mengundang rindu, hujan jika sering dijumpai juga akan membuat bosan. Itu yang aku rasakan. Sebelum tidur dan shalat isya aku tiduran di kamar mamak bertiga dengan adek kecilku, mamak dan adek kecilku sudah lama beselencar di alam mimpinya sedangkan aku beselancar di alam media social, geser-gesr menu hingga akhirnya ke youtube dan sebuah youtube chanel sedang menayangkan siaran lansung yang bejudul kalau aku tidak salah ingat adalah “Ramalan neurologi” entah apa gitu.Hom

Aku pun tersesat dalam channel itu dan kemudian medapat kesimpulan sesuat eh ternyata isinya mbak mbak yan sedang ngeramal. Iseng aku  mulai jugamengikutinya dengan mengetik nama dan tanggal lahirku dengan perasaan yang masih bertanya-tanya apakah iya dengan hanya mengetahui  nama dan tanggal lahir saja akan membuat seseorang mengetahui hal lainnya tentang orang lain, ah entahlah dan aku mulai penasaran dengan perkataan mbak-mbak ramalan itu tentangku.wkwk

Bola bulat diputar-putar, lampu bepijar-pijar, reudup dan warna warni, lipstik hitam yang merekah dengan bola mata sang peramal yang mengitari bola kecil berbentuk glober tersebut.

wkwk lebih kurang gitu kan bayangan kalian tentang orang ngeramal? Eh enggak ya. Haha bearti akunya aja mungkin ya. Tapi bukan kaya gitu kok. Ini acaranya kaya semacam talkshow di tipi-tipi gitu. Ada dua narasumber dan dua pembawa acara yang sok seru.wkwkw. dan tahu apa kalian isi ramalan tentang aku, Astaghfirullah parah, kok hampir benar ya tentang sifat aku yang fokusnya mudah terpecah, yang sebenarnya rame tapi kelihatan individual, dan tentang penyebutan aku sebagai pembelajar sejati.

Dia menyarankan agar aku menambah wawasan apapun tidak membatasi pertemanan dan katanya aku harus kepo dan meningkatkan diri dari hal bidang kreatifitas. Eh iya, mungkin disana ada sebuah pertanda bahwa memang aku bahagia dalam menulis kali ya. Wallahu A’Lam, manusia hanya bisa menduga-duga sok tahu, tapi semuanya kembali lagi kepada Allah yang maha mengetahui, tawakkal kepadaNya.

Hubungan dari ramalan gila tersebut dengan analisis rasa ini adalah, aku yang pertamanya sangat cuek malam itu mencoba untuk kepo, dimulai dari hal yang selama ini buat aku penasaran. Eh gak penasaran kali tapi, tapi pernah ingin tahulah maksudnya.

Dan malam itu aku melihat-lihat snap wa dari deretan kontak wa-ku, fokusku tiba-tiba terhenti kepada sebuah snap wa dengan latar rumah lantai dua yang di depannya nampak permai, rumah sederhana tapi sepertinya sejuk dan menarik. Itu bukan snapnya yang pertama kali tentang rumah itu, sebelumnya aku juga pernah melihat snapnya juga yang berisi rumah itu tanpa caption. Saat itu aku juga sebenarnya ingin tahu, tapi ya ngapain juga kepo-kepo amat, si amat juga gak kepo-kepo kali, eh apa urusannya ya.

Berbeda malam itu, sepertinya aku memang tertarik dengan rumah permai di snapya, rasa penasaranku di dukung dengan isi ramalan gila itu membuatku mengetik sebuah pertanyaan tentang rumah itu dan dari chat itu berujung ke undangan wisuda yang gagal di bulan maret lalu ke bulan Desember.

“Iya kalau ada waktu main-main ya” dengan setengah hati dan perasaan udah tahu pasti dia sibuk. Tapi sepertinya perkiraan awalku tentang dia pasti gak datang sepertinya keliru, karena seperti kata awalku dia adalah salah satu temanku yang care dan gak sombong dari balasannya itu dia seperti menunjukan bahwa dia ada keinginan untuk menghadirinya.

 Gak tau deh perasaan aku gimana, pastinya senang ternyata teman yang ada di ingatanku selama ini mau menyempatkan waktu untuk hadir di acara wisudaku. Ya meski saat itu jadwal wisuda corona belum jelas kapan jadinya karena ada dalam dua sesi dibagi beberapa bagian untuk wisuda per fakultas dan karena psbb harinya beda.

Ternyata kami dari fakultas syariah adalah wisuda pembukaan bareng anak pasca, dan itu di undurin. Rasanya semuanya seperti dipaksakan mana lagi banjir, rumah tergenang, hujan desember seperti gak ada jeda, rok buat baju wisuda belum selesai. Ah, sepertinya wisuda seperti ada dan tiada hingga hampir sempat mau  memutuskan untuk tidak ikut dalam acara itu tapi Alhamdulillah gajadi, gak ikutnya. Ini bakal aku tulis di part lembaran lain di part selanjutnya.

Intinya malamnya baru ada keputusan yang jelas aku untuk ikut wisuda atau tidak, dan entah kenapa aku ingat dia, teman lamaku yang gak jumpa entah berapa tahun. Iseng aku mengomentari lagi snapnya dan ujung-ujungnya mengabari dia kalau wisuda ku diundur jadi besok, dari jawaban dia malam itu aku keyakinanku kembali lagi seperti awal, sepertinya dia gak datang, entahlah gak datang juga gak apa-apa.

 Ohiya aku baru teringat mengabari abang angkat yang katanya mau ke wisuda aku aja pagi karena  baru ingat, paginya pas sedang acara wisuda dimulai, jadinya gak bisa datang dong orang itu karena dalam keadaan mendadak. Wkwk

Jumpa Lagi

Aku sudah melupakan soal undang meundang itu dan mulai sibuk dalam euforia wisuda peutimang muka yang bedaknya se inci ini. Haha. Tapi entah kenapa hatiku ada desiran kecilnya, seperti ada sesuatu hal yang akan terjadi. Aku menebak teman lamaku mungkin bakal hadir, tapi ah, rasanya gak mungkin, eh bisa jadi mungkin dia sambilan lewat. Ah entahlah. Aku  sedikit berdebat dengan diriku sendiri.

Jam 10 lewat, itu bearti hampir dua jam kami keluar dari gedung serba guna, hatiku seperti kosong melompog tidak ada ayah  dan mamak yang datang(Karena banjir gaes, hari itu ACEH Utara dan sekitarnya banjir, dan itupun yan gmembuat beberapa temanku yang dampaknya lebih parah tidak bisa ikut wisuda ataupun tidak di hadiri oleh keluarganya, hempu semcama pura-pura gitu wisudanya).

 Iri rasanya melihat keluarga rrena dan kak Amna yang satu keluarganya hadir, tapi ayah sama mamak masih riweuh sama banjir dan salah satu honda dirumah pun jadi korban banjir, iya mesinnya rusak yang membuat ayah tidak bisa datang ke wisudaku, ingin rasanya nangis tapi malu sama teman-teman.hehe

Dan tiba-tiba aku membaca chat dari teman lama, ternyata dia jadi datang, perasaan sedikit senang mulai menghinggapi juga ada rasa groginya, gimana ya nanti pas ketemu padahal sudah hampir lima tahun gak pernah jumpa, tapi ya aku mencoba untuk membuat biasa saja, seperti layaknya teman lama dengan perasaan yang masih dagdigdug dia menyuruh seorang temannya untuk mengambil poto kami.

 

Berasa ini aku banget hehe @hijab_pic

Tanpa Judul

Poto yang diambil oleh temannya itu bagus-bagus, aku kira temannya itu berbakat untuk menjadi potografer empat poto yang memamerkan gigi berjejer kami berhasil dibidiknya dengan bagus hingga membuat aku betah lama-lama memandanginya, dari semenjak hari itu ingatan aku ke dia jadi berbeda, seperti sudah terisi dengan rasa, ingin aku tolak tapi kok gak bisa ya, aku mulai bingung aku tidak mempunyai alasan untuk membuat ingatan yang berbeda ini secara tiba-tiba hadir, tapi aku punya banyak alasan untuk membuang rasa ini.

Seperti kata aku sama marwi, jika pun aku dan dia sama-sama memiliki rasa, aku kira rasa itu akan percuma, karena ada banyak hal yang tidak kuyakini dari ini semua, termasuk dengan impian besarku jika aku menikah. Lagian dia juga seumuran denganku, rasanya akan jauh sekali.

Beberapa hari setelah acara wisuda itu, ingatanku semakin liar tentangnya, sepertinya aku harus mengakui jika ada sesuatu yang mulai tumbuh untuk dia dan ini tidak bisa dibiarkan menumbuh dengan liar, harus benar-benar kucegah karena aku tahu ini akan tidak kemana-mana dan tidak mempunyai ujung. Terlebih lagi ini datangnya dari syaithan yang mencoba untuk menggoyahkan diri.

Aku bukanlah tipenya, aku sadar itu dan dia juga mungkin bukan dalam garis lingkaranku, tapi mungkin semenjak hari dia datang ke wisudaku itu aku jadi punya alasan menggabungkan beberapa puzzle yang terpotong tentang ingatan dengannya.

Aku jadi ingat chat fb malam-malam ramadhan tiap aku pulang, pasti ada dia yang selalu bertanya kabarku, padahal di sekolah kami jarang bahkan mungkin hampir ketidak pernah bertegur sapa kali ya, lagian mana sempat, akunya yang selalu tidur 24 jam di kelas haha.

Tentang chat tengah malam dia, yang mengingatkan aku untuk jaga kesehatan, menghubungiku kalau misalnya aku masih On di WA atau di Fb, dan mengingatiku untuk segera tidur dan terakhir tentang ajakan reuni yang selalu tidak kuhadiri.

Tapi aku rasa ingatan ini karena kebetulan kami pakai baju cuple di wisdua ku kemarin, dan godaan anak-anak yang otaknya rada gitu yang pas dia pamit pulang mengajak untuk bertemu Marwi si cempreng tapi manis seenaknya nyeletuk “ ketemu di pelaminan nantinya dan dia yang tersnyum mendengarnya menganguk gaes, aku apalagi dia angguk aku juga lah, haha eits tapi maksudku sebagai tamu undangan kali ya. Haha

Terakhir, untuk seorang yang entah sejak kapan mulai mengisi pikiranku ini, aku ucapkan terimakasih karena kamu telah mau mengingatku menjadi temanku, maafkan aku dan segala kesederhanaan dalam hidupku ini yang membuatku menganggap lebih dari hal yang terkecil itu, maafkan aku dan pikiran liarku yang kemudian menjadikanmu sebagai sumber ide untuk menghabiskan sisa-sisa hariku selama ini, perkenalan dari delapan tahun silam adalah jadi salah satu hal yang terbaik di hidupku bukan mengenal denganmu maksudku tapi berada dalam lingkungan angkatan 2015.

Aku adalah butiran debu yang siap terbang jika ada angin yang menerbangkan juga bisa menjadi setangkai bunga yang siap layu pada masanya. Tapi aku percaya aku juga salah satu bintang yang bersinar di langit dan menjadi penghias malam meski aku ingin kau lebih melihatku tapi rasanya itu sulit. Terimakasih ya, darimu aku kedua kali percaya kalau ada perasaan yang tidak membutuhkan alasan, hanya entah dari siapa perasaan itu akan menjadi temu dan satu. Aku tidak tahu yang jelas aku percaya itu adalah orang yang dipilihkan oleh Allah untukku.

Dear kamu, yang bahkan ketika mengetik ini akupun jadi geli sendiri karena kamu itu adalah kamu, tapi ya gak apa-apa tahun ini setidaknya aku sudah belajar untuk jujur pada perasaanku sendiri meskipun aku hanya menceirkan di lembaran ini dengan penuh kode, tapi aku lega. Aku selalu berharap kamu baik-baik saja, dan aku berharap semoga setiap langkahmu  selalu mengantarkanmu untuk selalu dekat dengan TuhanMu. Sekali lagi Terimakasih. Salam dari teman dekatmu yang pernah baper hanya karena kita couplean dan terlihat serasi di bingkai poto wisuda di hapemu, eh ngomong-ngomong kamu masih ngesavenya gak> hehe

 

Salam dari yang menganalisa rasanya sendiri

Desember 16, 2020 pukul 23.14

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Akhir Dari Move On

 Serius ini yang terakhir. janji deh.. Soal ramadhan yang lalu, dan saya yang sudah sepenuhnya ikhlas hingga lebaran sebuah cerita yang memb...