Ada
milyaran orang di dunia ini, masing-masing dengan cerita hidup sendiri, dengan
karakter yang tidak pernah sama tentunya. Bermacam ragam keunikan dan setiap orang mempunyai jalan perjuangan saendiri, dengan
berjuang versinya sendiri, tapi sayangnya kadang orang itu terlambat menyadari
kesalahannya sendiri dan merasa sudah terlambat untuk menjadi baik, mengupgrade
dirinya untuk menjadi yang lebih baiksetiap harinya.
Tapi apapun ceritanya dulu aku juga pernah
mengalami hal tersebut, ceritaku dulu saat masih memakai seragam SMP abangku
mati-matian menyuruh aku menghafal Alquran, aku cuek saja, diam dan tidak
peduli, dalam hatikku aku mengatakan seperti ini. “Ngapain dia menyuruhku
menghafal? Dia sendiri tidak menghafal?” dan saat itu aku tanyakan kepadanya
dia akan berkutik dan menjawab “Aku sudah besar, sudah terlambat!” katanya. Aku
tanpa ekpresi hanya meihatnya saja berpikir banyak hal, aku akan menghafal
alquran nanti sewaktu aku naik di kelas tiga tsanawiyah. Dan padahal orang yang
menyuruhku untuk menghafal Alquran masih duduk di tingkat akhir SMA, kenapa
bisa dia mengatakan dia sudah tua.
Sekelumit bayangan itu masih
membekas di otakku, aku mencari alasan kenapa aku tidak mendenganrkan
kata-katanya saat ini, seharusnya jika aku mendegar kata-katanya saat ini, setidaknya Alquran dengan mudah kubaca
dimana-mana tanpa harus membuka Alquran. Tapi aku tidak melakukaknnya, dan sekarang aku
tahu kenapa aku tidak menuruti perkataanya karena bagaimana dia menyuruhku?
Sedangkan dia tidak melakukannya.
Dan kemaren, seseorang kakak yang
bekerja di Hongkong yang aku kenali lewat komunitas literasi juga membuat aku
menyadari sesuatu, saat dia mengatakan kalau dia ingin berubah dan ingin
anaknya juga menghafal alquran.
“Kaka ini dari dulu kurang fokus
orangnya,disinilah kekurangan kakak. Sekarang kaka berdoa untuk tetap istiqamah
membaca Alquran dan sedikit-sedikit bisa menghafalnya. Kaka punya cita-cita anak igin hafal alquran,
dan bagi kakak harus dimulai dari ibu. Supaya nanti hanya tidak menuntut dia,
tapi juga bisa jadi contoh. Kaka udah tua . semoga tidak ada kata terlambat.
Niat karena Allah. Kakak jga sayang banget sama ibu, kaka belum bisa ngasih
apa-apa, maka itu lebih menguatkan niat kakak”. Begitulah rangkaian chat yang
dikirimnya amat panjang.
Look, kaka yang itu hampir berumur
empat puluh tahun, tapi masih begitu semangat. Jarang orang yang mampu begitu.
Keinginan yang kuat dikarenakan alasan yang kuat memang kerap kali membuat kita
menggebu-gebu, tapi celakanya apabila tidak istiqamah. Dan merasa sudah
terlambat untuk itu.
Bukannya umar masuk Islam juga buka
saat usia muda, tapi bisa menghafal hadis rasulullah, dan dari barat seorang yang mendirikan KFC yang sudah terkenal dan membuka cabang dengan mereknya hampir ke seluruh dunia memulai usahanya di usia yang sudah tidak muda. Nah, kenapa kita harus merasakan sudah terlamabt untuk memulai
sesuatu, apalagi kita yang tidak-tidak tua amat. Selamat meraih mimpi dan terus
meng-upgrade diri agar menajdi pribadi yan g lebih baik. Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Semoga istiqamah.
Lhokseumawe,
18 Agustus 2017