Minggu, 26 Maret 2023

Entahlah

 Malam ini hujan

jadi kalau mau menangis besar-besarpun tak ada masalah, tak ada yang dengar

orang-orang di rumah sudah shalat teraweh semuanya.

dan aku membaca lagi buku harian onlineku ini, banyak yang di drafkan juga, tapi baru saja aku meberikan buku ini ke orang asing, padahal untuk apa ya, apa perlu, apa dia akan membuka, apa dia mau tau, terserah.

kalau mau jujur, sampai sekarang saya masih belum sepenuhnya ikhlas untuk melupakan dia, walaupun dia sudah.

kalau dulu sewaktu kecil saya selalu geram dengan tema cinta yang menye-menye kini saya tau bahwa yang namanya tentang perasaan itu begini dasarnya.

Ya, kalau saya paham, saya sadar jika merasakan hal itu adalah hati saya yang belum utuh melupakan dia.

Tapi saya sudah blokir dia, sebab semula saya kira saya sudah benar-benar melupakan dia, semalam misalnya, saya kira saya sudah berhasil ternyata belum.

Saya tidak suka story dia, itu kesannya terlalu membanding-bandingkan saya.

Saya sudah lelah dengan semua perbandingan yang saya terima disini, cukup jangan sampai di online juga dong.

Saya tau mungkin orang yang dia cintai itu punya banyak kelebihan menurutnya dari saya, tapi bukan bearti saya juga gak punya kelebihan, saya punya kok.

Saya tau dia banyak memiliki kelebihan, dia lebih mencolok di hatinya, yaudah sih cukup saya senang kamu bahagia, tapi saya tidak senang dengan beberapa perbandingan.

Duh, astaghfirullah, munngkin dia gak niat gitu ya, hanya saya saja yang baper..

Maafkan saya wahai hati..

Tapi ya saya akui saya juga terlalu mempunyai ego tinggi, saya yang..

saya yang mungkin terlalu khawatir terhadapa penolakan.

padahal saya baik-baik saja, mungkin ini adalah sebuah refleksi iman saya, seperti pada surat al ankabut ayat 2 yang intinya setiap manusia yang mengaku beriman itu di uji, dan tahun keduaa ini saya di uji pada perasaan saya sendiri, saya ditegur pada sikap saya sendiri.

Iya, mungkin juga selepas ini bakalan lebih baik lagi kok.

Oh iya, memang mood saya agak berankan jika sedang dalam kondisi halangan, ya namanya juga cewek ya.7

Dear malam ini saya membaca banyak cerita masa lalu saya dari tahun 2017 yang saya tulis lanusng tanpa edit (kebanyakannya) dan disana itu pembahsannya banyak tentang jodoh dimana jodoh dimana, padahal saya ingat itu di tahun itu ada yang sedang mendekati saya tu, tapi tidak saya respon.

Astaghfirullah, memang sayanya saja belum siap waktu itu, dan benar sih, mental lahir batin saya belum siap.

Disini sih banyak saya tulis tentang perasaan dominannya, ya karena ini pelariannya.

Tapi untuk malam ini, saya kayanya langkah saya sudah betul blokir dan hapus nomernya, iya saya berhak mendapatkan yang lebih baik darinya, ya dia baik, tapi ada yang lebih baik.

Dear semenjak mimpi mengerikan kemarin dan aku ikhlas, rasanya lapang dan Alhamdulillah tidak ada lagi mimpi buruk lagi, hanya Marliza kemarin masih bercerita jika dia masih sakit dan masih mimpi yang kurang bagus juga.

entahlah, refleksi dosa ataupun lelah kali ya..

Sebagai seorang yang pernah kalah saya ingin merasa menang tanpa harus membuat orang lain merasa kalah, tapi sebagai seorang yang terlahir sebagai petarung insya Allah saya punya 1001 cara untuk menang, tapi kadang saya pikir buat apa bertarung, apa setelah bertarung itu derajat saya naik di sisi Allah, apa setelah bertarung itu saya lansung berjumpa Nabi.

Apa iya,

atau apakah setelah bertarung debm akan mengantikan corong merahnya menjadi hijau, kan engga..

Dan pada beberapa pertarungan ini rasanya tidak ada yang mengubah banyak hal, kecuali ego saja yang terlalu di depankan.

Baiklah, saya lupa mau nulis apa lagi..

Oh iya mungkin besok saya mulai berpuasa, dan saya akan fokus dalam bulan ini, dan hari ini adalah terakhir story random saya.

dan mungkin ini catatan terakhir untuk Riau, yan hati saya telah diam-diam terbang kesana secara tidak saya sadari, yang bersamanya membuat saya merasa lain, yang ternyata dia terlalu salah menilai saya dan mengungkapkan sayangnya untuk saya, yang mungkin kuyakin dia akan menyesal setelah itu.

Yang dia dalam respon kecilnya membuat saya diam-diam merasa dia itu yang kubutuhkan, walau pada banyak hal da tidak punya, tapi saya bisa merasa memakluminya dan merasa cukup unntuk itu, entahlah saya yang terlalu beda, atau memang dia yang terlalu egois.

Entahlah saya yang memang mudah diambil hatinya karena dia datang disaat hari-hari kesepian dan menjalani hari yang tidak mudah, entahlah saya yang terlalu dini atauhati yang terlalu sepi, menguatkan banyak orang inti tapi sebenarnya diri masih kaku sekali.

Entahlah,

Sudahlah saya akui saya sayang dengan dia, tapi dasarnya kami bukan takdir saja, jadi tidak apa-apa.

Saya yakin ada yang lebih baik disini, tapi walau bukan itu sebenarnya rasa kecewa saya, entahlah apa, terkadang kata-kata miskin sekali menjelaskan paham rasa.


Dianku, insya Allah setelah ini kamu lebih bahagia ya..

Tetaplah menjadi Dian yang dibilang Waled dulu, yang katanya arti namanya adalah lampu yang dirahmati Allah, lampu yang dimana-mana menjadi pelita bagi orang lain, tetaplah hidup bermanfaat ya. Luka sedikit gak apa..











 

 

 

 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Akhir Dari Move On

 Serius ini yang terakhir. janji deh.. Soal ramadhan yang lalu, dan saya yang sudah sepenuhnya ikhlas hingga lebaran sebuah cerita yang memb...