Senin, 20 Maret 2023

12. Tidak Sepenuhnya Salah

 Semalam

Aku benci dengan dia

Bukan, bukan sepenuhnya benci dia mungkin,

dia tidak sepenuhnya salah atas sikapnya

aku saja yang mungkin berlebihan pada season ini.

Aku benci yang menyadari ada yang berbeda di diriku

aku benci yang terus mengingatnya, entah itu dengan perasaan biasa, atau ada sesuatu

aku benci tidak mengetahui alasannya

aku tidak suka ini terlihat seperti drama

padahal waktu seperti ini untuk apa drama

tapi aku benci aku seperti penuh drama

aku benci aku tidak suka..

bahkan sampai dalam mimpi aku mengingat dia, alam bawah sadarku kenapa ikut-ikutan gajelas meminta bantuan dia disana, padahal dia sama sekali tidak peduli.

Dia yang bahkan tidak merespon, dia yang bahkan tidak peduli, atau bahkan dia yang masih dalam dengan masa lalunya.

bukan, aku juga tidak suka dihubungi setiap hari, tapi kalau aku hubungi itu aku butuh.

Dulu, saat orang-orang yang mengatakan ingin dekat denganku, bahkan aku batasi untuk chat denganku, seminggu sekali menghubungiku, dan dalam kurung lima hari itu, jangan coba-coba menghubungiku. Dia berat, tapi kemudian setuju, karena aku tidak suka dihubungi tiap hari.

Atau jika dia ingat, saat dia bilang dia akan ke villanya satu bulan dan kami tidak akan berkomunikasi selama itu, aku setuju dan sama sekali tidak keberatan tidak dihubunginya, tapi jika dia tiba-tiba menghubungiku karena rindu, mungkin dalam jarak itu aku akan senang. tapi ya itu, tidak harus seetiap harinya sesuai kapasitasnya, sesuai porsinya, lagian hidup kita bukan tentang ini saja bukan?

Tapi dia yang tak paham, atau untuk apa paham, dia yang tidak peduli, atau buat apa peduli, atau aku disini yang berlebihan. Aku yang berubah, dari yang awal menganggap ini cuma hal biasa saja tiba-tiba tidak tau dan tak sadar begitu jauh masuk ke dalam hati, se gak sadar itu, se apa itu aku, uhhsggfhsfjhsdhjjhg.

Atau dia yang saat aku hubungi dan membalas chat aku satu saja, sudah cukup, tidak usah panjang kali lebar, seperlunya sewajarnya.

dan kemarin, apa dia bilang aku sudah ada orang yang lamar dan aku sendiri yang mengatakannya.

ha ha ha

bukankah itu lucu sekali,

aku memang loading kadangg-kadang, tapi aku mengumpulkan banyak hal tentang rekam ingatan.

kata-katanya itu membuatku semakin merasa aku begitu, aku begitu...

ah, sudahlah..

mungkin ia aku pernah mengiyakan hal itu, tapi kupikir itu sudah lama, dan kupikir dia bukanlah orang yang tidak mampu mencerna sebuah kalimat dari cara aku menngucapkanya ddan cara aku merespon kata-katanya yang lain, tidak mungkin, jika pada banyak hal dia terlihat bijak sekali. Tidak mungkin pada hal ini dia itu tidak paham, tidak mungkin, Aku tidak suka jika dia berbohong untuk itu.

Atau jika memang dia sedang dekat dengan orang lain, setidaknya dia bilang, dia katakan agar perasaanku, maksudku sesuatu yang lain dalam diriku paham, jika kami tidak usah mengingat dia lagi.

atau mungkin, kami akan sebagai teman, dan aku dengan sepenuh hati, penuh ikhlas mendoakan dia dengan orang itu untuk berhasil, dengan sepenuh hati mendukungnya. yang kubutuhkan dia jujur, dia katakan dia ungkapkan, meskipun kadang itu tidak menyenangkan, tapi jelas.

Bukan bohong dan memainkan kata pada hal ini.

Aku tidak suka sesuatu yang abu-abu dan mengantung dalam sebuah perasaan, kecuali jika aku tidak memiliki rasanya.

Oke aku tau dia adalah orang yang suka bohong, suka usil, tapi kurasa pada hal ini tidak perlu, tidak wajar dan...

ini menyakitkan.

Semalam aku marah kepadanya, ia aku benci

tapi bukan sepenuhnya salahnya, aku saja yang belakangan menjadi lain, ya sejak hidup menjadi mudah, sejak lelahnya pada beberapa hal, sejak banyak hal yang ingin dipeluk dan sejak..

ya sejak itu..

Ya, lagian aku juga sadar kok, aku tau diri untuk masuk dalam hidup dia, dan aku masih benci saat aku mengingat dia di malam itu, mimpi burukku yang sepanjang hari membuat kepala dan tubuhku tidak enak, apalagi lagi tidak bisa shalat, dan belakangan aku jadi tidak suka momen ketika aku lagi halangan. Tidak bisa shalat dan baca quran.

Aku mungkin sayang dan ada rasa padanya, tapi jika aku yang harus bersabar dan mengalah seperti ini rasanya tidak mudah, karerna disini pada banyak hal yang lain aku adalah selalu yang mengalah, selalu sok yang menguatkan, dan dia hadir dengan segala hal random yang mudah sekali diterima hatiku.

tapi percayalah, dia mematahkan hatiku.

tapi percayalah semalam aku menangis sampai mataku bengkak karena itu.

Dan jujur aku sangat puas jika dia meblokir nomerku, aku akan senang, tapi sampai pagi ini dia belum meblokirnya, kalau aku yang blokir tidak mungkin, karena kupastikan aku akan membukanya lagi, maka aku sangat berharap dia yang memblokir nomerku. Agar hilang segala ketidakmasuk akalan ini, segala yang seperti drama ini, segala disini hilang. clear..

Aku menangis beberapa ronde semalam, juga setelah bertanya untuk apa aku menangis, aku menangis lagi, emangnya dia itu siapa, dia dimana dan aku dimana, kenapa pula aku harus merasa terluka seperti ini, kan kan agak rada-rada emang kadang, tapi jujur hatiku terasa sakit, aku merasa..

ah susah di jelasinnya.

intinya aku sayang, sayang dia tulus, tulus tulus dan tulus sekali

emangnya kapan aku menyayangi orang dengan tidak tulus, ya kalaupun kadang-kadang juga kesel karena sikap orang-orang itu dan aku yang terlihat cuek.

tapi untuk perasaan aku tidak pernah mau main-main. Jika aku tidak suka membalas chatnya pun aku tidak, tidak memberi harapan setitik pun.

tapi mungkin sekarang aku tidak tau, entah bagaimana telah ini.

Rasanya ramdhan ini aku ingin off-kan whatsapp-ku,media sosialku dan hape ku, tapi ya gimana ada beberapa hal yang penting disana, kerjaan disana, dan yang terpenting ada Hera yang sedang umrah dissaana, 

masya Allah, semalam karena itu aku nangis beronde-ronde.

pertama, karena sakit hati itu, kedua karena mikir ngapain aku nangis dan ketiga karena haru senangm rindu dan bahagia karena ternyata Hera ingat aku juga, Allah yang mengingat hatinya anak sholeh itu, anak pintar itu.


Tentang Hera dan Bilek 19

Ngomong-ngomong tentang Hera dan bilek 19 itu, aku tidak tau rahasia Allah bagaimana yang sampai membawaku sampai kesana, sejak hari pertama aku di pesantren itu Allah menggerakan hati waled untuk membawaku ke dalam bilek itu, padahal bilek itu sudah penuh dan sangat penuh.

dan disaana aku bertemu hera, kak Ewi, kak Erna dan Pina dengan aku yang saat itu santri modal nekad.

Ingin rasanya suatu hari nanti, jika aku sudah punya banyak uang dan punya sesuatu ke tempat Hera dan bercerita tentang apa yang aku alami waktu itu kepada Hera yang mungkin saat itu sering salah paham denganku, salah paham menganggapku bagaimana. mungkin sudah dilupakan tapi aku ingin saja membukanya untuk mengetahui isi hati remaja 16 tahun saat itu yang sebenarnya tidak pernah iri kepadanya, yang sebenarnya sangat mendukungnya dan mendoakannya.

Sebab kami tau, kami dalam kelebihan yang berbeda-beda, dan qadarullah Allah kasih kelebihan banyak pada Hera, dan aku juga yang belum ku temui.

Dan entah kenapa, dulu aku tidak begitu dekat denganya padahal, tapi qadarullah kami tidurnya selalu barengan. satu bantal lagi, ya Allah jadi rindu pesantren.

Dan Hera makasih ya, semalam disaat aku merasa aku sedang dalam kondisi yang agak mmmhgjdhgjahh Heran menghiburku dengan menyampaikan salamku kepada Rasulullah, karena ya hidup di akhir zaman itu tidak mudah tapi bersama Rasulullah itu bakalan mudah.


Allahumma Shalli Ala Saiyidinaa Muhammad

Rasullah panggil pendosa ini segera kesanaaa dan kedua orang tuanya juga, ampuni keduanya.

dan buat aku lupa kepada hal yang bukan milikku. Lapangkan, ikhlaskan..


Aceh dalam sisa perasaan dan haru biru menjelang Ramadhan 21 Maret 2023 


note* aku belum tau nasibmu diariku, entah akan abadi, ditemukan oleh tokoh-tokohnya atau akan aku hapus setelah aku sembuh, tapi sepertinya yang ini tidak akan aku hapus, ada salam dari masjid nabawi yang telah disampaikan..

 TAPI DIA TETAP JAHAT, HARUSNYA DIA TAU KALAU AKU MENGHUBUNGI DIA KARENA ADA RASA PADANYA, HARUSNYA DIA INGAT KALAU AKU PERNAH BILANG, KALAU MISALNYA DIA SUDAH DEKAT DENGAN ORANG DIA KATAKAN, BIAR AKU BISA LUPA, INI MALAH DIA ENEP ENEPIN RASA AKU. KAN KAN APA KU BILANG







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Akhir Dari Move On

 Serius ini yang terakhir. janji deh.. Soal ramadhan yang lalu, dan saya yang sudah sepenuhnya ikhlas hingga lebaran sebuah cerita yang memb...