Assalamualaikum hari yang baru
Selamat datang umur baru
yang membuat kadar angka seolah bertambah namun
sebenarnya hakikat kehidupan ini telah berkurang, jatah hidup yang semakin
berkurang dan perjalanan menuju cintaNya hanya dalam hitungan waktu kini telah
menembus angka 22, angka dimana seorang anak manusia bukan lagi patut untuk
bermalas-malasan, seorang anak manusia yang benar-benar dituntut untuk mandiri dan
harus pantai menghadapi kehidupannya.
Bukan lagi seperti dulu, kehidupan
yang yang ditera-terka, lalu merasa minder dan menjauh, atau pada kenyamanan
yang tak berujung. Bukan lagi seperti itu, tapi pada garis mimpi
dan takdir yang benar-benar telah nyata, bukan imajinasi lagi, kita ada pada
dunia nyata, bukan halusinasi, meskipun kadang perasaan perlu
berimajinasi untuk hanya ingin membuat coretan pada lembaran ketikan Oshi (laptop) penuh.
Pagi semakin mengajak matahari untuk
bersinar kembali, belum lelah memberikan harapan-harapan baru, menyisipkan
pesan tentang tak boleh sedikit pun patah ketika menjalani kehidupan,
mengingatkan pesan tentang pertarungan di hari selanjutnya, mau atau tidak mau
kamu harus bertarung, bertarung menghadapi masalah dalam kehidupan ini, masalah
yang harus membuatmu laksana teh manis di dalam cangkir, yang mengubah air
menjadi lebih wangi dan enak di nikmati, menikmati setiap masalah yang kita
hadapi lebih baik daripada menyesali dan mengutuk masalah kehidupan tersebut.
Dan tentang hari kemarin, adalah tahun
yang begitu komplit, mengajarkan banyak rasa yang campur aduk, me-mix-kan
semua perasaan, hingga perasaan yang jatuh-sejatuhnya dan rindu-serindunya,
juga tentang memiliki dan menerjemahkan rasa. Tentu, saya telah berterimakasih untuk
tahun itu, untuk tahun-tahun yang selalu membuat saya belajar banyak hal, untuk
kisah itu yang membuat saya semakin percaya kunci kebahagiaan itu tidak usah dicari
ditempat lain, tapi cukup dalam hati kita saja dan berdamai dengan diri sendiri
adalah permulaannya karena lagi-lagi saya semakin percaya Allah itu maha Adil dan maha Tahu atas
segala penciptaanNya.
Kedepan yang masih tersisa jalan,
meski tak tahu kapan akan berakhir, tapi yang saya tahu, Allah beri mampu untuk
membuat mimpi dan juga meraihnya, bukan tentang mimpi untuk kehidupan yang singkat tapi mimpi
untuk menuju Cinta Allah dan cinta Rasul yang kekal karena sejatinya itulah mimpi seorang hamba, bermimpi tentang kehidupan yang lebih
baik dengan menjadi lebih sabar, hanya saya rasa berjalan bersama lebih indah dari
berjalan sendiri. Selanjutnya saya yakin ada Allah yang maha kasih sayang yang menjadikannya nyata, jadi untuk apa kita perlu berkhawatir.
Dan untuk hari-hari yang pernah kaku, untuk cerita
yang penuh air mata, dan untuk cerita yang kurang pada lembaran itu, kuharap ia
semakin benar-benar mengecil hingga jika ada satu dua, lagi-lagi aku berharap
aku lebih bijak menghadapinya..
Aku harus ingat,perjalanan menuju cintaNya tak
selamanya mulus, namun aku selalu punya sabar dan shalat menjadi penolong-ku,
aku tidak pernah berjalan sendiri, Allah mengiringi perjalanan menuju baik ini,
Allah akan mengirimkan malaikat-malaikat itu kepada-ku , karena Allah yang
sebaik-baik penolong.
*Catatan bunda untuk 22 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar