Tuhanku..
Pada pikiran goyah dan nyalangnya derai air mata
Pada sempurna tawa dan serasa kekal bahagia
Tak mampu tegapku tanpamu
Dari deringan bisik bising bumi
Melangit harap pada kekuatan masa
Pergi menjauh untuk menjaga hati
Mengekalkan cinta pada seharusnya
Aku akui aku masih rapuh, masih bisa dihantam walau hanya sepoi angin subuh.
Tuhanku..
Tapi adakah aku mau menyerah
Tidak, engkau kuatkan aku
Engkau dengan bait mutiara pesan cintaMu
Tak pernah mengizinkanku untuk sedikit pun berputus asa, sedikitpun tidak.
Tidak boleh.
Tuhanku..
Deru zaman semakin menggetarkan banyak kekokohan, melonggarkan sebagian pondasi yang tertanam lama
Entahlah semua serasa abu-abu
Dunia seperti dikejar selamanya
Entahlah, fatamorgana selalu di puja Popularitas semu menjadi yang ternama
Kemana, harus bagaimana yang bingung dan merasa kurang beruntung bertanya-tanya
Ingin memegang pondasi takutnya bara api
Dan lupa, engkau Tuhanku tak pernah membiarkan sepi sendiri
Kau taburkan cinta melalui kekasihMu manusia mulia.
"Shalawat, shalawat.."
Kirimkan pesan cintamu, kirimkan tanda rindumu
Adukan..
Percayalah, pada tengah gurun nan panas terik
Pada persimpangan jalan yang berbelok jerat Pada air mata yang diam-diam menghalang pandang.
Rasulullah amat membantumu.
# Allahumma Shalli Ala Saiyidinaa Muhammad
Sejuk angin subuh, dari pelosok hati sang perindu, Aceh 16 Januari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar