Minggu, 26 Maret 2023

Sisa Masa yang Kita Punya Untuk Apa?



           

Udara panas masih tersisa di sore itu, tapi entah mengapa meskipun panas, ia terasa adem, ah, beda sekali panas di jalan dan ditempat ini, ujarku sambil melirik kesekitar, dalam bangunan yang luasnya tidak bisa aku perkirakan itu, bangunan megah yang berdiri di januntg kota kecilku, bersama beberapa bocah yang dengan semangat mengambil wudhu, apalagi ini bulan ramadhan, iya, beda sekali angin ramadhan terasa, jika kalian ingin merasakannya. Pasti disana ada hawa-hawa lembut yang menyentuh relung-relung hati, apalgi mendengar azan dan berada di bangunan yang suci ini. Mesjid ia, kami menyebutnya mesjid.
Tapi ceritaku kali ini bukan tentang itu, tapi tentang sebuah pesan chat dari WA yang masuk disela jam break asar. Sebuah chat dari adikku yang tuna runggu, mengagetkanku. “Mayat...” begitu tulisnya sambil memasang emot menangis, masih ambigu sekali, ya, begitulah dia, lelakiku yang tidak begitu paham rangkaian bahasa untuk diketik, karena memang dia tuna runggu. Bisu maksudku. 
 
Aku mencoba memastikan. Hingga ketikan mabigu itu menjadi jelas “WaK jah meninggal” sontak aku shok besar, bagaimana bisa seperti ini? Ya Allah padahal aku baru beberapa hari melihat beliau tersenyum kearahku. Menyapaku ketika sedang menyiapkan menu buka puasa. Tapi, sekarang beritanya sudah meninggal. 
 
Aku mencoba memastikannya berita itu lagi, dan benar saja tetanggaku itu memang meninggal dan sayangnya aku telat sekali mengetahuinya. Wajah telah dimakamkan. Ya Allah lagi cerita kematian mendadak hadir memberikan pelajaran kepadaku, kepada kami. Misteri kematian yang sulit sekali di pecahkan. Siapa yang bisa memastikan hidup kita sampai pada menit berikutnya, Allah masih memberikan nafas untuk kita di menit selanjutnya.
 
kadang ada orang yang bertanya kenapa? Ya begitulah permainan taksir siapa yang bisa memecahkannya. Rahasia Allah yang sewaktu-waktu menjadi kejutan sekaligus peringatan untuk kita, tentang bagaimana kita bersyukur dan menggunakan waktu yang telah diberikan ini, kemana sisa-sisa masa yang kita punya ini kita bawa dengan jatah yang tiap hari yang semakin berkurang. Tapi sayangnya hati kadang masih terlalu bebal untuk mengerti semua itu, untuk bisa mengambil hikmah dari setiap hal itu. Kalaupu ada kadang peringatan tentang nyatanya kita akan meninggalkan semua yang kita meiliki sekarang hanya sesaat lalu kita akan kembali lupa jika kita adalah sasaran selanjutnya dalam kurun waktu yang begitu singkat.
 
Iya, pernah kita perhatikan, pernahkah kita ingat-ingat, jika sepertinya baru kemarin kita masuk sekolah, merengek-rengek kepada ayah dan ibu kita ketika pertama kali menggenakan seragam merah putih, meminta ayah atau ibu tidak pulang untuk menemani kita. Baru kemarin rasanya kita saling bermain dan berkejar-kerajaran bersama teman-teman kita di perkarangan sawah dan menangkap belalang, bermain riang dengan muka yang masih begitu polos. Lalu, waktu bergeser lagi, kita melewati menjadi anak-anak dan menjadi remaja, dan akhirnya lulus seperti sekarang ini. Semua itu beputar begitu cepat, secepat tidu nyenyak kita semalam lalu tahu-tahu sudah bangun di pagi hari dan waktu yang singkat itu yang mengubah banyak hal dalam kehidupan kita.Entahlah, sekarang perjalanan kita entah sudah menuju kepada titik garis yang mana dalam kehidupan ini, bom waktu yang tiba-tiba akan meledak dan menyadarkan kita.
 
Waktu yang terus berlalu, dan manusia pun juga akan berlalu. Entahlah apakah ada gelisah disana tentang bagaimana menikmati hidup, bagaimana membawa sisa-sisa masa yang kita punya, apakah ada bekal kita untuk hari nanti. Berapa banyakkah usia kita yang terbuang dengan tanpa guna. Berapa banyak teman setia yang akan kita bawa ketika nanti kita akan memasuki ruang gelap tanpa cahaya itu. Ruang dimana tiada berfunsinya apapun yang kita miliki. Entahlah bagaimana.
 
Tapi yang jelas saati kita masih bisa membaca sebuah ketikan sederhana ini, itu bearti kita masih Allah berikan waktu, sisa waktu untuk memperbaiki diri bukti betapa begitu rahman rahimnya Allah kepada kita. Ingatlah Alllah, dalam waktu ini. Minimal hadirkan Dikir dalam hati kita dengan penuh memohon kepada Allah untuk memberkati hidup kita, sayang sekali jika kita harus melulu dalam dosa karena pasti mengenai kembali dan pergi adalah kita yang selajutnya, hanya saja kita tinggal menunggu waktu, dan waktu itu cepat sekali berlalu.


Fatimah Zahra with Love...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Akhir Dari Move On

 Serius ini yang terakhir. janji deh.. Soal ramadhan yang lalu, dan saya yang sudah sepenuhnya ikhlas hingga lebaran sebuah cerita yang memb...