Rabu, 15 Maret 2023

01. Awal Februari


Hari itu di akhir bulan Februari.. 

  umurku 26 tahun sekarang, aku tidak tau entah cocok tidak catatan seperti ini untuk yang seumuran denganku masih, yay, tapi kadang untuk merasa tetap bahagia kita tidak perlu memikirkan banyak hal bukan, just doit dengan tiga konsep dasar, selama itu tidak menentang ajaran agamu, merugikan orang lain dan merendahkan harkat martabatmu dan it's make you too happy , why not kan. dan ini dia, 

Rasaku sudah biasa kembali, ku pikir sudah hilang, hingga sebuah video call malam itu. Dari layar hape menampilkan wajahnya yang berisi, biasa saja sederhana. Dia tidak lebih rupawan daripada orang yang mendekatiku musim yang lalu tapi diantara mereka dia mendominasi rasaku, kami terlibat percakapan yang cukup lama dengan versi ini, dia yang malam itu terlalu pede tidak seperti biasanya kaku, membuatku sedikit agak ciut, percakapan sederhana dan biasa saja. 

Aku masih mengira aku telah melupakan dia. Sejak hari itu, sejak beberapa hari yang lalu, aku menghubunginya dan dia merespon seadanya, aku kesal. Tapi kenapa masih ada debaran-debaran itu. Malam itu dia bilang aku kusut, mungkin karena remang lampu dapur yang tidak jelas, ataupun aku yang hari itu lagi hari pertama halangan. Atau karena didalam kamarku ada tumpukan baju yang belum kusetrika. Ntahlah, tapi intinya karena aku yang belum mandi sore kali ya xizizi.. 

Tapi udah mandi siang kok. Dan selepas dia menghubungiku, aku memilih untuk menyetrika baju, tidak tau apa yang melatarbelakangiku untuk mengetik sebuah pesan kepadanya. Saat kepalaku sedang pusing karena menyelesaikan banyak setrikaan itu. Dan dia memutuskan untuk menelponku. Obrolan ringan pun terjadi, dia menceritakan daerahnya. Aku pun begitu, aku mencoba apa adanya, tapi getaran itu masih ada. 

 Getaran jenis apa ini, apa ini getaran yang bertandakan aku menyukainya? Aku kesal telpon yang mati tanpa salam penutup, aku kira salah sinyal tapi ternyata sinyalnya aman, aku mengetik satu pesan lalu menelponnya via WA memastikan sinyalnya aman dan lagi-lagi dia mencuekiku. Aku kesal, aku kesal.. Harusnya dia jawab "bukan, memang gak mau ngobrol sama adek aja lagi" kan udah pasti gitu, tapi dia menggantungkanya. Aku kesal. Geram.. Kemudian aku yang memang sedikit pening dan ngantuk memilih tidur. Melupakannya, orang seperti itu kalau kita suka pun untuk apa, pikirku sampai menghembuskan nafas berkali-kali dan langsung terpejam. 

Kalau begini aku semakin yakin, dia hanya menjadikan aku sebagai bahan percobaannya saja, atau mungkin dia tidak serius dan atau tidak menyukaiku, seperti kata abang tempo hari. Karena dia laki-laki, seharusnya jika dia penasaran dan ingin kenal lebih lanjut mungkin dia bisa bertindak lebih. Mencari tau kecocokan kami bisa sejauh mana. Aku kesal dengan jenis laki-laki seperti itu. Tuhan, kenapa dia harus hadir di hidupku dengan demikian? Dan harus membuatku biasa saja pada rank baru yang datang. Huhhhh.. Satu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Sakinah Mawaddah Warahmah

Setiap masa ada orangnya, ya mungkin ini bukan masanya lagi. Sakit, sedikit, rasa sakitnya bukan di perasaan tapi karena diri sendiri, aku b...